Tentang Pilkada Limopuluah Kota

“Di Situjuah, hanya ada empat calon pasangan bupati/wakil bupati”. Ucapan dari seorang kawan itu jelas mengejutkan. Pasalnya, untuk pilkada mendatang, di Kabupaten Limopuluah Kota sendiri, ada tujuh calon yang mendaftar ke-KPU. Tentu saja, sebagai satu kecamatan di Limopuluah Kota, calon yang ada sudah pasti tujuh. Tak akan berbeda dari daerah lainnya. Tapi, setelah diinapkan, ucapan kawan itu ada benarnya juga. Dari 14 calon (bupati dan wakil), empat di antaranya adalah putera Situjuah!

BENNY OKVA — SITUJUAH
Empat calon itu adalah, Zahirman Zabir (calon bupati, berpasangan dengan Novyan Burano). Dia adalah putera asli Nagari Situjuah Batua. Selama ini, Zahirman dikenal sebagai pengusaha di Pekanbaru. Calon kedua adalah E Kurniawan Sago Indra, rang mudo Nagari Situjuah Godang, yang maju dengan cara menempuh jalur perseorangan. Indra Sago berpasangan dengan Arfi Bastian.
Calon ketiga, Zadry Hamzah. Pamong senior, yang akrab disapa Uda Adiak ini, adalah “rang tuo, tampek batanyo”. Pengalamannya di dunia birokrasi tak diragukan lagi. Zadry dikenal bersih. Di dunia kampus, dulunya Zadry Hamzah adalah aktivis yang selalu membuat terobosan. Zadry digadangkan akan melenggang mulus jadi wakil bupati. Pasangannya, incumbent Irfendi Arbi. Keduanya diusung Partai Demokrat.
Calon keempat, sebenarnya tak pula bisa disebut rang Situjuah asli. Tapi, dedikasi-nya untuk Situjuah Limo Nagari tak diragukan lagi. Dia lah Alis Marajo, politisi senior dan disegani di Limopuluah Kota. Wakil Ketua DPRD Limopuluah Kota ini, adalah sumando rang Situjuah Banda Dalam, ibu kota Kecamatan Situjuah. Di sana (Banda Dalam), Alis Marajo punya pendukung fanatik. Diusung Golkar, pak dokter berpasangan dengan Asyirwan Yunus.
Kecamatan Situjuah Limo Nagari, adalah satu dari 13 Kecamatan, yang ada di Kabupaten Limopuluah Kota. Luasnya hanya 74,18 Kilometer persegi. Tapi, meski pun kecil, jangan anggap remeh Situjuah. Nagari ini sarat akan sejarah panjang. Tak percaya, bolehlah baca buku Tambiluak, karangan Fajar Rillah Vesky. Secara politik, selama ini Situjuah memang tak terlalu mencolok. Tapi, setelah empat tokohnya maju, Situjuah menjelma jadi Kecamatan, yang paling banyak mengirim calon. Kecamatan yang terdiri dari lima nagari ini (Situjuah Banda Dalam, Situjuah Batua, Situjuah Godang, Situjuah Ladang Loweh dan Situjuah Tungka) ini, jadi bahan perbincangan.
Tak pelak, majunya empat tokoh, membuat jumlah suara sebanyak 249. 980, dari 47 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang ada di-28 Jorong, terpecah.
Bahkan, ada yang gamang dan ragu, antara memilih atau tidak. Keempatnya sama-sama orang kesohor, sama-sama peduli dan ramah. “Keempatnya adalah tampek batanyo. Rang cadiak nan tau diuntuang. Kini mereka bertarung, kami bagaimana? Kemana harus melanjutkan langkah ini. Entah-lah, pilkada kali ini sulit,” kata Yondri (22), mahasiswa asal Situjuah.
Lalu, setelah empat tokohnya maju, masih adakah tempat untuk pasangan Endrijon – Usni Adri, serta Ekos Albar – Adib Mastur? Keduanya adalah calon non Situjuah. Dari berbagai diskusi, tentang pilkada, yang saat ini marak di lapau, keduanya, jangan terlalu berharap akan mendapatkan suara di Situjuah. Bukannya “menyingkirkan”, melihat fenomena yang terjadi, sudah pasti keduanya tak akan mendapat tempat. Situjuah sudah punya empat perwakilan. Apa lagi?
Tapi, mesti begitu, yang harus diingat, rang Situjuah terkenal dengan sikap “santiang mamiliah”. Walau dunsanak sendiri, jika tak berkenan dihati, tak akan dipilih! Tak percaya, lihatlah waktu pemilihan legislatif lalu, dari sekian banyak yang maju, hanya satu yang terpilih. Darusalim Dt Paduko Sindo, yang berasal dari Situjuah Batua. Hanya dia yang duduk di gedung dewan.
Dengan komposisi “gendut” demikian. Siapa yang menang di Situjuah, pada Pilkada mendatang, pantas diberi apresiasi. Bisa jadi, Situjuah akan menjadi kiblat. Artinya, siapa yang menang di-Situjuah, tak menutup kemungkinan, akan duduk jadi bupati/wakil bupati. Jadi, ketujuh calon, harus berjibaku di Situjuah! Secara umum, pasangan yang berhasil meraup suara di atas 50 persen, akan lolos otomatis. Jika tidak, cukup mengantongi 30+1 suara, dari jumlah keseluruhan, juga akan lolos. Namun, jika tidak ada yang mencapai jumlah, yang ditentukan, putaran kedua akan dilakukan.
Kecamatan Situjuah Limo Nagari, yang berdampingan dengan Kota Payakumbuh dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Tanah Datar, bisa jadi tolak ukur kemenangan seorang calon. Di luar konteks itu, siapa pun yang akan duduk, masyarakat Situjuah sudah pasti tak terlalu ambil pusing. Bagi mereka, bergeraknya roda perekonomian adalah harapan. Jika tidak, mungkin selamanya masyarakat Situjuah akan mengutuk pemimpin mereka. Apalagi kalau yang duduk adalah putera daerah. (Terbit di POSMETRO PADANG, edisi Minggu, 25/04/2010)